Rabu, 01 Januari 2014

Manfaat Menggunakan Ventilating / Exhaust Fan

Ventilating / Exhaust Fan


Hari semakin panas. Kebanyakan orang-orang menghidupkan AC sebagai alternatif untuk mendinginkan ruangan tersebut. Mengingat banyak dampak negatif dari AC, sayapun terilhami dengan ventilating fan. Apa itu ventilating fan? Ventilating fan adalah sebuah kipas yang dipasang di tembok yang sudah diberi lubang dan berfungsi membuang udara kotor dari dalam ruangan ke luar ruangan. Ventilating fan mempunyai perbedaan sedikit dengan exhaust fan, exhaust fan hanya bisa membuang udara 1 arah (out/keluar), berbeda dengan ventilating fan yang bisa menyirkulasikan udara 2 arah ( in and out / keluar dan masuk ).

Banyak sekali merk ventilating yang dijual di pasaran mulai dari merk Panasonic, Maspion, KDK, Sekai, dll. Setelah searching di Pak Dhe Google, pilihan saya jatuh di Panasonic. Kenapa? Menurut saya, selain hemat energi juga mempunyai desain yang ringkas. Disini, saya akan memberikan pengalaman saya menggunakan ventilating fan.
Oke, langsung aja ceritanya ya. Di siang hari yang begitu panas, ortu saya ingin membeli speaker aktif  baru. Di hati saya saya berpikir, “ Wah, pas banget nih, sekalian beli ventilating fan aja ah..”. Ortu saya bilang gini : “ lha memangnya buat apa? ”. “buat menyejukkan kamar aja”, kataku. “ ya sudah”, kata ortuku. 

Setelah oteweh di toko elektronik dengan orang tua saya, sayapun melihat-lihat AC yang dipajang di toko tersebut, (sekalian ngadem berbuhubung tokonya ada ACnya. :D). Pemilik toko menghampiri saya, “ mau pilih AC mas? Ini, AC Panasonic ECONAVI bisa menyensor manusia bla..bla..bla..”. Setelah panjang lebar dijelaskan, sayapun bertanya kepada pemilik toko, “disini ada ventilating fan Panasonic Pak? Yang udaranya keluar masuk” (ya elah.., udah dijelasin AC sampai panjang lebar ujung-ujung nya beli kipas ==”) . “Ada mas”, kata pemilik toko, “ Ton, Tolong ambilkan exhaust fan panasonic yang keluar masuk”, kata pemilik toko kepada karyawannya. Setelah diambilkan di gudang, saya ingin memastikan apakah ventilatingnya cacat/tidak. Pemilik tokopun dengan senang hati mau membuka kardusnya dan di test apakah kipasnya bisa hidup/tidak.

Setelah ventilating berjalan normal, sayapun bertanya kepada pemilik toko, “harganya berapa Pak?. “360 ribu mas”. Duarr.., saya kaget banget.., harganya pun melebihi ventilating fan merk maspion yang dipatok harga sekitar 200ribuan. “Bisa dikurangi sedikit apa nggak Pak?”. “Wah.. nggak bisa mas, harganya sudah pas”. Menurut saya, wajar lah produk panasonic mahal dikarenakan kualitasnya dari Jepang. “300 ya Pak, 60nya kok ngganjal...,” bujuk saya. “Nggak bisa mas, ini udah mentok, tidak bisa ditawar lagi”. Hufft.., dengan lapang dada, sayapun deal untuk membeli ventilating fan panasonic tersebut dengan harga 360 ribu rupiah.  Setelah dikemas kembali, sayapun membawa pulang ventilating tersebut ke rumah. Setelah boxnya saya taruh di kamar saya, sayapun berencana memasang hari ini. Berhubung hari sudah sore, mending di pasang besok saja, pikirku.


Kringg.., hari esokpun telah tiba, kini saatnya memasang ventilating fan yang tercinta dan tersayang. Ayah saya menyiapkan papan kayu untuk menutupi sisi ventilating yang dipasang di jendela. Mulai dari pencopotan jendela, menggergaji kayu, dan pemasangan stop kontak. Kurang lebih selama 4 jam, ventilating fan pun sudah menempel di tembok dengan rapi.

Ternyata menggunakan ventilating banyak efek baiknya lho, kamar terasa lebih sejuk walaupun tanpa AC, mengurangi lembab dan menghilangkan udara pengap. Sekarang, kamarpun tetap sejuk menggunakan ventilating fan tanpa menggunakan AC.