Ventilating / Exhaust Fan
Hari semakin
panas. Kebanyakan orang-orang menghidupkan AC sebagai alternatif untuk
mendinginkan ruangan tersebut. Mengingat banyak dampak negatif dari AC, sayapun
terilhami dengan ventilating fan. Apa itu ventilating fan? Ventilating fan adalah
sebuah kipas yang dipasang di tembok yang sudah diberi lubang dan berfungsi
membuang udara kotor dari dalam ruangan ke luar ruangan. Ventilating fan
mempunyai perbedaan sedikit dengan exhaust fan, exhaust fan hanya bisa membuang
udara 1 arah (out/keluar), berbeda dengan ventilating fan yang bisa
menyirkulasikan udara 2 arah ( in and out / keluar dan masuk ).
Banyak sekali
merk ventilating yang dijual di pasaran mulai dari merk Panasonic, Maspion,
KDK, Sekai, dll. Setelah searching di Pak Dhe Google, pilihan saya jatuh di
Panasonic. Kenapa? Menurut saya, selain hemat energi juga mempunyai desain yang
ringkas. Disini, saya akan memberikan pengalaman saya menggunakan ventilating
fan.
Oke, langsung
aja ceritanya ya. Di siang hari yang begitu panas, ortu saya ingin membeli
speaker aktif baru. Di hati saya saya
berpikir, “ Wah, pas banget nih, sekalian
beli ventilating fan aja ah..”. Ortu saya bilang gini : “ lha memangnya buat apa? ”. “buat menyejukkan kamar aja”, kataku. “ ya sudah”, kata ortuku.
Setelah oteweh
di toko elektronik dengan orang tua saya, sayapun melihat-lihat AC yang
dipajang di toko tersebut, (sekalian ngadem berbuhubung tokonya ada ACnya. :D).
Pemilik toko menghampiri saya, “ mau
pilih AC mas? Ini, AC Panasonic ECONAVI bisa menyensor manusia
bla..bla..bla..”. Setelah panjang lebar dijelaskan, sayapun bertanya kepada
pemilik toko, “disini ada ventilating fan
Panasonic Pak? Yang udaranya keluar masuk” (ya elah.., udah dijelasin AC sampai panjang lebar ujung-ujung nya beli
kipas ==”) . “Ada mas”, kata
pemilik toko, “ Ton, Tolong ambilkan
exhaust fan panasonic yang keluar masuk”, kata pemilik toko kepada
karyawannya. Setelah diambilkan di gudang, saya ingin memastikan apakah
ventilatingnya cacat/tidak. Pemilik tokopun dengan senang hati mau membuka
kardusnya dan di test apakah kipasnya bisa hidup/tidak.
Setelah
ventilating berjalan normal, sayapun bertanya kepada pemilik toko, “harganya berapa Pak?. “360 ribu mas”. Duarr.., saya kaget
banget.., harganya pun melebihi ventilating fan merk maspion yang dipatok harga
sekitar 200ribuan. “Bisa dikurangi
sedikit apa nggak Pak?”. “Wah.. nggak
bisa mas, harganya sudah pas”. Menurut saya, wajar lah produk panasonic
mahal dikarenakan kualitasnya dari Jepang. “300
ya Pak, 60nya kok ngganjal...,” bujuk saya. “Nggak bisa mas, ini udah mentok, tidak bisa ditawar lagi”.
Hufft.., dengan lapang dada, sayapun deal untuk membeli ventilating fan
panasonic tersebut dengan harga 360 ribu rupiah. Setelah dikemas kembali,
sayapun membawa pulang ventilating tersebut ke rumah. Setelah boxnya saya taruh
di kamar saya, sayapun berencana memasang hari ini. Berhubung hari sudah sore,
mending di pasang besok saja, pikirku.
Kringg.., hari esokpun telah tiba, kini saatnya memasang
ventilating fan yang tercinta dan tersayang. Ayah saya menyiapkan papan
kayu untuk menutupi sisi ventilating yang dipasang di jendela. Mulai dari
pencopotan jendela, menggergaji kayu, dan pemasangan stop kontak. Kurang lebih
selama 4 jam, ventilating fan pun sudah menempel di tembok dengan rapi.